IDNtribune.com, Jakarta – Seni bela diri tradisional Indonesia, pencak silat, akan mencatat sejarah baru dengan tampil untuk pertama kalinya di ajang Asian Youth Games (AYG) 2025 yang diselenggarakan di Bahrain pada 22–31 Oktober mendatang.
Cabang olahraga ini menjadi salah satu dari 26 disiplin olahraga yang akan dipertandingkan dalam edisi ketiga pesta olahraga remaja se-Asia tersebut.
Menurut data dari laman resmi Olympic Council of Asia (OCA), total 14 negara akan berpartisipasi dalam kompetisi pencak silat perdana ini. Negara-negara tersebut meliputi Bahrain, Kamboja, Indonesia, India, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Adapun pertandingan pencak silat dijadwalkan berlangsung pada 19–20 Oktober 2025, beberapa hari sebelum upacara pembukaan resmi AYG. Kompetisi akan mempertandingkan tiga kelas tanding, yakni kelas 51–55 kg putra, 59–63 kg putra, dan 51–55 kg putri.
Federasi Pencak Silat Internasional menilai keikutsertaan cabang olahraga ini di tingkat remaja Asia sebagai langkah penting dalam pelestarian dan internasionalisasi warisan budaya bela diri Nusantara.
Ajang tersebut diharapkan menjadi wadah bagi atlet muda untuk memperkenalkan nilai-nilai sportivitas dan filosofi pencak silat di kancah global.
Di tingkat Asia, pencak silat terakhir kali dipertandingkan pada Asian Games 2018 di Jakarta–Palembang, di mana Indonesia tampil dominan sebagai juara umum dengan 14 medali emas dari total 15 medali yang diraih tim nasional. Satu-satunya emas yang luput berasal dari kelas tanding F (70–75 kg) putra, di mana atlet Amri Rusdana harus puas dengan medali perunggu.
Debut pencak silat di Asian Youth Games 2025 tidak hanya menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia sebagai negara asal, tetapi juga menandai semakin luasnya pengakuan dunia terhadap seni bela diri tradisional yang sarat nilai budaya, disiplin, dan filosofi keseimbangan tersebut.