IDNtribune.com – Tim paralayang Indonesia dan Thailand kian bersaing ketat untuk menduduki posisi pertama dalam gelaran Asian League Paragliding Accuracy 2024, kompetisi akurasi Liga Paralayang Asia di SkyLancing di Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga hari ke.

Dalam rekaman rangking akurasi ronde ke-4, Senin (8/7/2024) pukul 09.04 WIB, dalam kelas overall, dua atlet Indonesia masuk dalam lima besar. Atlet Indonesia Rizky Maulana berada pada posisi pertama, kemudian Disusul Phipatpong Sudthoop dari Thailand di posisi ke-2, setelahnya Irvan Winarya dari Indonesia di posisi ke-3, setelahnya adalah Zueesyam Ros dari Malaysia dan Abdalla Naser dari Uni Emirat Arab

Roy Rahmanto, penanggung jawab penyelenggaara Asian League Paragliding Accuracy 2024 di Lombok, NTB mengatakan bahwa Indonesia berpeluang besar menduduki posisi pertama kejuaraan ini.

Ia menjelaskan, di kelas U26, atlet Indonesia Rizky Maulana kembali menduduki posisi pertama. Disusul oleh Phipatpong Sudthoop dari Thailand, Zueesyam Ros dari Malaysia, Abdalla Naser dari Uni Emirat Arab, kemudian Yuda Maisa Putra dari Indonesia.

“Jadi di kelas di bawah usai 26, atlet kita juga menunjukkan kemampuannya yang prima,” sebut Roy.

Adapun di kelas Female Paraglider, dua atlet Thailand memimpin perolehan rangking, sementara atlet Indonesia Rira Nurhakim di posisi ke-3 disusul dua atlet China di posisi ke-4 dan 5.

“Sejauh ini berdasarkan perolehan nilai sementara, tim paralayang Indonesia sangat membanggakan. Semoga ini konsisten hingga akhir kompetisi,” harap Ketua Komite Paralayang Indonesia Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Asgaf Umar, Senin (8/7/2024) malam.

Ditambahkan lagi oleh Roy, untuk perolehan kelas Team, Indonesia merebut posisi puncak yang Sebelumnya ditempati oleh tim Thailand. Tim Thailand bergeser ke posisi-2 disusul oleh Malaysia dan China.

“Bila kondidi angin memungkinkan gelaran kejuaraan ini bisa digelar hingga 12 ronde untuk mendapatkan penilaian maksimal dari semua kelas, namun itu tergantung kondisi angin. Dari lapangan dilaporkan penyelenggara kecepatan angin mencapai 7 menit per detik atau 25 kilometer per jam, sehingga dalam sehari paling banyak 3 ronde bisa digelar,” imbuh Asgaf Umar yang terus memantau kejuaraan ini.

Sementara itu, bagi warga Lombok, Mandalika, Mataram dan sekitarnya yang ingin menyaksikan kejuaraan ini dipersilahkan untuk dapat menonton langsung tanpa dipungut bayarannya. ***