Ini Sosok di Balik SilverQueen, Coklat Made in Indonesia yang Disangka dari Luar Negeri
Tangerang, IDNtribune.com – Siapa yang tak kenal cokelat SilverQueen? Cokelat nikmat dengan yang hadir dalam berbagai varian ini begitu laris di Indonesia.
Tak hanya rasanya yang nikmat, tapi juga harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan merek lainnya yang berasal dari luar negeri, dan juga mudah ditemukan di mana-mana, membuat cokelat ini begitu populer.
Namun, siapa sangka merek cokelat ini ternyata adalah merek lokal yang didirikan di Garut oleh perusahaan cokelat tertua di Asia, Ceres N.V.
Cokelat ini bahkan sempat menjadi salah satu camilan favorit Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, di mana Soekarno hanya mau makan cokelat produksi dari Ceres dan sempat menjadi hidangan jamuan Konferensi Asia Afrika pada 1955.
Lantas siapa sosok di balik produsen cokelat favorit Presiden pertama Indonesia itu?
Mengutip berbagai sumber, awalnya N.V. Ceres merupakan pabrik kudapan manis milik Belanda, hasil aliansi dari keluarga Vanhotten dengan pengusaha pribumi keturunan Tionghoa, Khoe Keg Goan yang sudah berdiri sejak 1890-a. Namun, perusahaan tersebut kemudian harus gulung tikar saat Jepang mulai datang dan menjajah Indonesia.
Perusahaan tersebut kemudian dibeli dengan harga murah pada 1942 oleh pengusaha asal Burma, yang saat ini menjadi Myanmar, yang juga seorang keturunan Tionghoa, yang saat itu tinggal di Garut, Jawa Barat.
Di bawah naungannya, Ming Chee Chuang mengubah nama perusahaannya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres pada 1950-an, yang memproduksi berbagai olahan cokelat.
Tak terpengaruh perang, Ming Chee Chuang terus mengembangkan produksi dan distribusi dari pabriknya serta terus meningkatkan kualitas dan rasa cokelatnya bahkan sampai setelah perang.
Usahanya berjalan lancar dan karena rasa cokelatnya yang begitu enak, sampai menjadi cokelat favorit Presiden Soekarno.
Lewat Presiden Soekarno, nama cokelat Ceres pun mulai mendunia. Cokelat favoritnya itu dijadikan kudapan utama dalam acara Konferensi Asia Afrika pada 1955.
Atas bantuan eksposur media yang luas, Ceres semakin populer dan bisnisnya semakin berkembang. Tak berhenti berinovasi, Ceres akhirnya membuat cokelat yang diberi nama SilverQueen.
SilverQueen menjadi produk cokelat yang unik pada masa itu, karena bentuknya yang berupa batangan, sehingga mudah disantap, membuatnya booming dan makin laris di mana-mana hingga sekarang.
Saat bisnisnya semakin berkembang, Ming Chee Chuang mewariskan usahanya kepada sang anak, John Chuang, yang saat ini menjadi pebisnis besar di Singapura.
John Chuang kemudian mendirikan perusahaan cokelat di Singapura, Petra Foods, untuk melanjutkan usaha sang Ayah. Kini tak hanya produksi SilverQueen, Petra Foods juga memproduksi dan mendistribusikan berbagai merek cokelat seperti Delfi, Ritz, Biskuit Selamat, Meses Ceres, Briko, dan Top tak hanya di Indonesia tapi juga ke seluruh dunia.
Atas bisnis cokelatnya yang mendunia, John kemudian mengubah nama perusahaannya dari Petra Foods menjadi Delfi pada Mei 2016. John Chuang juga sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya dengan kekayaan mencapai US$615 juta. ***
Leave a Reply