Tarian barongsai adalah bentuk seni tradisional Asia yang berasal dari Tiongkok dan sudah ada sejak 3000 – 5000 tahun yang lalu. Pemain meniru gerakan singa dengan kostum singa untuk menceritakan sebuah kisah dan membawa keberuntungan serta rejeki bagi penontonnya.

Setiap singa dikendalikan oleh dua orang; yang satu mengatur gerakan kepala, dan yang satu mengikuti gerakan kaki yang lain di bagian ekor.

Genderang – “detak jantung singa” – memandu singa dan memimpin simbal serta gong untuk menambah kegembiraan dan bakat.

Penampilan paling populer dipertunkjukkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Barongsai juga ditampilkan di pesta pernikahan, pembukaan bisnis, festival sekolah, dan acara komunitas.

Pertunjukan barongsai pada umumnya menceritakan kisah satu atau dua ekor singa yang mengatasi rintangan sebelum memperoleh benda yang bermakna. Beberapa kendala yang dihadapi adalah hewan beracun seperti ular dan laba-laba, atau bentang alam berbahaya seperti gua dan sungai.

Hambatan lainnya adalah mungkin juga berupa karakter Buddha yang bermusuhan, yang diperankan oleh pemain lain.

Puncak dari sebagian besar pertunjukan barongsai disebut cai qing (采青), atau “memetik sayuran.” Cai qing adalah homonim untuk “menyebarkan keberuntungan” (财青). Oleh karena itu, ketika singa memetik selada dan melemparkannya ke arah penonton, itu merupakan tindakan simbolis dalam menyebarkan rejeki.

Asal Usul Tarian Singa

Asal muasal barongsai masih diperdebatkan, namun terdapat beragam cerita asal usul dari cerita rakyat tersebut. Inilah salah satu favorit kami:

Dahulu kala, ada sebuah desa yang damai di dekat pegunungan di Tiongkok Selatan. Setiap tahun, monster dengan satu mata dan tanduk akan turun dari pegunungan dan meneror desa, memakan semua hasil panen mereka. Ia mengeluarkan suara “Nian”, memberinya nama Nian Shou (年獸), yang berarti “binatang tahunan” dalam bahasa Cina.

Penduduk desa tidak tahu bagaimana melawan dan mulai kehilangan harapan. Namun suatu hari, seorang dukun keliling yang lewat memberikan secercah harapan. Dia memberi tahu mereka bahwa monster itu takut dengan suara keras, api, dan warna merah. Berbekal pengetahuan baru tersebut, warga desa membuat kostum mirip binatang dari batang bambu dan selembar kain untuk dimanipulasi oleh dua orang, serta diiringi dengan petasan dan dentuman pot dengan suara keras.

Tahun berikutnya, ketika monster Nian muncul, penduduk desa bersiap-siap: dua orang berkostum bergegas ke tempat kejadian, diikuti oleh penduduk desa lainnya yang semuanya memukul panci dan wajan menggunakan peralatan logam apa pun yang mereka temukan. Untuk menambah keributan, mereka menyalakan petasan. Dengan ini, penduduk desa berhasil menakuti binatang itu. Untuk memperingati kemenangan ini, pertunjukan yang sekarang disebut Barongsai ini dipentaskan setiap Tahun Baru.

Ketukan Barongsai dan Gerakannya

Dalam sebuah pertunjukan, singa mengikuti genderang untuk melakukan gerakan tertentu yang membantu melanjutkan cerita. Para pemainnya telah melakukan latihan yang rutin untuk menguasai gerakan itu.

Tarian barongsai memiliki sejarah yang sangat panjang dan tersebar di seluruh Asia dalam berbagai gaya. Penjelasan ini sangat terbatas – terdapat banyak sekali pengetahuan seputar barongsai yang dapat dipelajari. ***