IDNtribune.comGunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara kembali mengalami Jumat (19/4/2024) pukul 17.06 WITA. Tinggi kolom letusan 400 meter di atas puncak.

“Terjadi erupsi Gunung Ruang pada hari Jumat, 19 April 2024. Tinggi kolom letusan teramati ± 400 m di atas puncak (± 1125 m di atas permukaan laut),”tulis Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Julius Rampolii dilansir magma.esdm.go.id.

Mengapa Indonesia punya banyak gunung api? Sesuai data, Cincin Api Pasifik memiliki antara 750 dan 915 gunung api aktif atau tidak aktif, atau sekitar dua pertiga dari total gunung berapi dunia. Jumlah pasti gunung berapi di Cincin Api ini bergantung pada wilayah mana yang termasuk di dalamnya.

Indonesia secara umum terletak di tempat pertemuan Cincin Api Pasifik disertai Sabuk alpida (membentang dari Asia Tenggara hingga Eropa Barat).

Pulau-pulau bagian timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, dan Papua) dianggap sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, karena bertemunya dua lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia.

Nah, Pulau Sulawesi, kecuali Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan menyimpan ‘kekayaan vulkanologi’ berupa Gunung Api tersebut.

Coba kita lihat daftarnya berikut ini.

Gunung Api di Sulawesi Utara

1. Gunung Ambang

Gunung Ambang dengan ketinggian 1.795 mdpl adalah salah satu gunung berapi yang terletak di Sulawesi Utara, tepatnya di Kotamobagu. Gunung Ambang adalah sebuah gunung berapi kompleks dalam kawasan Cagar Alam Gunung Ambang. Gunung berapi ini memiliki beberapa kawah dan lima bidang Solfatara. Menurut catatan sejarah, peristiwa letusan terakhir terjadi sekitar tahun 1845.

2. Gunung Soputan

Gunung Soputan berketinggian1.784 mdpl. Gunung ini terbentuk pada masa Kuarterner di tepi selatan kaldera Tondano, dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Sulawesi. Tercatat telah terjadi letusan yang cukup sering dalam rentang waktu beberapa tahun sekali. Letusan besar terakhir terjadi pada 2018.

3. Gunung Mahawu

Gunung Mahawu adalah gunung berapi stratovolcano dengan tinggi 1.324 mdpl. Gunung Mahawu memiliki lebar 180 meter dengan kedalaman kawah 140 meter dan memiliki dua kerucut piroklastik di lereng utara. Orang Minahasa menamainya mahawu seringmengeluarkan abu. Ada pula yang memberinya nama gunung Roemengas. Gunung ini pernah mengeluarkan letusan kecil pada tahun 1789. Kemudian tahun 1994, Mahawu juga mengeluarkan letupan lumpur fumarol dan aktivitas geiser terjadi sepanjang danau kawah yang berwarna kehijau-hijauan dan terakhir pada tahun 1999.

4. Gunung Klabat

Gunung Klabat merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Puncak ketinggiannya mencapai sekitar 2100 mdpl. Gunung ini oleh masyarakat Tonsea (Minahasa Utara) disebut juga Gunung Tamporok. Gunung ini merupakan objek wisata alam dan dapat ditelusuri mulai dari Airmadidi (Ibu Kota Kabupaten Minahasa Utara). Gunung ini merupakan gunung api yang tidak aktif lagi. Puncak Gunung Klabat ini mempunyai kepundan berbentuk danau kecil dengan air yang sangat jernih. Mendaki gunung klabat melalui daerah air madidi ditempuh sekitar 8 jam perjalanan.

5. Gunung Lokon

Gunung Lokon adalah sebuah gunung berapi berketinggian 1.580 mdpl di dekat Kota Tomohon. Sesuai namanya, Gunung Lokon berarti yang tertua dan terbesar. Pengertian lain ialah orang yang sudah tua, atau tertua berbadan besar. Dalam bahasa daerah juga disebut Tua Lokon atau Tou Tua Lokon, artinya orang yang sudah tua. Gunung Lokon adalah Gunung yang masih aktif, Gunung Lokon memiliki lubang kawah di sisi nya dan bukan di puncak gunung ditemukan juga jejak kaki raksasa di sekitar gunung ini. Letusan dahsyat terakhir terjadi pada 2011. Tercatat pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado. Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.

6. Gunung Tangkoko

Gunung Tangkoko dengan ketinggian 1.113 adalah sebuah gunung berapi yang kini masuk dalam Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus . Cagar alam ini terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kota Bitung. Cagar alam seluas sekitar 3.196 hektare ini merupakan tempat perlindungan monyet hitam sulawesi, tarsius, kuskus, maleo, dan rangkong. Di lereng timur gunung ini terdapat kubah lava Batu Angus. Berdasarkan catatan sejarah, letusan terjadi hanya sekali ketika abad ke-19.

7. Gunung Ruang

Gunung Ruang adalah sebuah gunung berapi kerucut Tipe-A yang terletak di pulau dengan nama sama yang termasuk dalam administrasi Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Terdapat dua kampung yang berada di pulau vulkanik ini, yaitu Desa Laingpatehi dan Desa Pumpente. Ketinggian puncak gunung yang berupa kubah lava ini adalah 725 m dari permukaan rata-rata laut (sebelum letusan 2024 ini). Pulau Ruang merupakan bagian puncak dari gunung api yang menjulang dari dasar Laut Sulawesi. Gunung api ini adalah yang paling selatan dari rangkaian gunung api pada busur Sangihe. Catatan pertama mengenai letusan gunung ini adalah pada 1808. Meskipun gunung ini cukup aktif dengan selang waktu erupsi antara satu sampai lima puluh tahun, perhatian terhadap gunung ini relatif kurang apabila dibandingkan dengan Gn. Karangetang yang lebih aktif. Letusan Gunung Ruang pada bulan April 2024 adalah aktivitas yang terakhir dan merupakan letusan yang tercatat paling spektakuler.

8. Gunung Awu

    Gunung Awu dengan ketinggian 1320 mdpl ini berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan catatan sejarah gunung ini termasuk gunung api yang mempunyai masa istirahat yang panjang. Tetapi setiap letusannya selalu tergolong besar. Dikutip dari vsi.esdm.go.id, berdasarkan catatan sejarah yang diketahui, dari tahun 1640 sampai dengan 1966 telah terjadi 5 kali erupsi yang menelan korban serta kerugian yang cukup besar. Tahun 1711 erupsi mengakibatkan daerah antara Tabukan dan Tahuna hancur. Sekira 3.000 orang, 2.030 orang di Kendar, di antaranya raja Syamsialam, 70 orang di Koloza dan 408 orang di Tahuna menjadi korban. Erupsi eksplosif yang dahsyat pada Gunung Awu meliputi tahun 1711, 1812, 1856, 1892, dan 1966. Erupsi eksplosif tersebut menghasilkan aliran piroklastik dan lahar yang menghancurkan serta menyebabkan lebih dari 7.377 korban jiwa secara kumulatif.

    9. Gunung Karangetang

      Gunung Karangetan yang dikenal juga dengan nama Api Siau adalah gunung berapi yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Gunung Karangetang dengan ketinggian 1.827 mdpl adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Pada letusan gunung Karangetang tahun 1997 menewaskan 3 orang. Pada 4 Agustus 2007 terjadi letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung berapi.

      10. Gunung Sempu

        Gunung Sempu adalah gunung berapi di lengan utara Sulawesi, Indonesia, yang memiliki kaldera selebar 3 km. Sebuah maar yang disebut Kawah Masem terbentuk di barat daya kaldera dan berisi danau kawah. Deposit belerang telah diekstraksi dari maar sejak tahun 1938. Namun, catatan sejarah tidak diketahui mengenai gunung berapi tersebut. Gunung ini memiliki ketinggian 1.549 mdpl.

        11. Gunung Tondano

          Gunung Tondano adalah gunung yang terletak di Kota Tondano Sulawesi Utara Indonesia yang memiliki kawah dengan lebar 20 x 30 km yang terbentuk oleh letusan besar pada kala akhir Miosen atau awal Pliosen. Kerucut vulkanik, aliran obsidian, dan area geothermal diketahui terjadi di kaldera. Danau Tondano terletak di tepi timur kaldera. Gunung ini memiliki beberapa gunung api somma yang terbentuk sepanjang tepian kaldera yaitu Soputan, Lokon-Empung, Mahawu, dan Sempu. Dalam wilayah kaldera Tondano juga terdapat kaldera Pangolombian berukuran 5 x 3.5 km yang terbentuk dari letusan gunung api somma. Gunung ini berketinggian 1.202 mdpl.

          12. Gunung Submarine 1922

            Gunung Submarine 1922adalah gunung api bawah laut yang ditemukan pada tahun 1922, setelah serangkaian gempa bawah laut yang terjadi pada tahun 1912 di Kepulauan Sangihe. Ketinggian gunung api bawah laut Submarine 1922 belum diketahui, namun lokasinya diperkirakan berada di kedalaman 5.000 meter di bawah permukaan laut. Seperti namanya, aktivitas terakhir Submarine Volcano 1922 terjadi pada tahun 1922 setelah rangkaian gempa bumi yang terjadi sejak tahun 1912. Tercatat terjadi tidak kurang dari 3 kali gempa bumi submarin dengan episentrum di antara Pulau Mindanau dan Kepulauan Sangihe Talaud.

            13. Gunung Kawio Barat

              Gunung Kawio Barat adalah salah satu gunung api bawah laut di Indonesia yang terkenal. Gunung api ini berada di kedalaman perairan Kepulauan Sangihe. Ketinggiannya gunung api bawah laut dari dasar laut Sangihe hingga puncaknya mencapai 3.200 meter. Artinya, titik puncak gunung ini berada di kedalaman 1.900 meter di bawah permukaan laut. Gunung Kawio Barat juga disebut sebagai gunung api bawah laut tertinggi di dunia.

              14. Gunung Banua Wuhu

                Gunung Banua Wuhu berada di dekat Kepulauan Sangihe. Ini adalah gunung api bawah laut Ketinggian gunung api bawah laut Banua Wuhu adalah 400 meter dari dasar laut. Aktivitas terakhir Banua Wuhu terjadi pada 1919, yaitu pada 2 Februari 1919 dengan mengeluarkan lava. Kemudian pada 2 April 1919 Banua Wuhu kembali mengeluarkan lava dan erupsi eksplosif yang menyebabkan air laut pasang dan menimbulkan ledakan-ledakan hebat yang merusak pohon kelapa dan membakar 25 rumah di pantai timur. Sehari setelahnya atau pada 3 April 1919 muncul gumpalan uap setinggi 4-5.000 meter yang disertai erupsi dahsyat.

                Gunung Api di Sulawesi Tengah

                Gunung Colo

                Gunung Colo adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terletak di Pulau Una-Una, Kabupaten Tojo Unauan, Sulawesi Tengah, Indonesia. Gunung ini berada di di tengah Teluk Tomini, bagian utara Sulawesi. Secara administratif termasuk ke wilayah Kabupaten Tojo Una-Una. Gunung berapi setinggi 486,9 meter di atas permukaan laut ini meletus pada 23 Agustus 1983. Erupsi terjadi erupsi yang cukup besar di mana awan panas (pyroclastic flow) dari gunungapi telah menghancurkan sebagian besar Pulau Unauna. Menurut para geolog, gunung ini sungguh unik dan istimewa. Sebab letaknya di Sulawesi Tengah, ia berbeda jalur gunungapi di Indonesia yang menerus dari pulau Sumatra, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur lalu ke utara yaitu Sulawesi Utara. Ia berdiri sendiri. Puncak dahsyatnya letusan ketika pulau itu pecah dan dihancurkan oleh “nuee ardente”. Abu dan semburan awan setinggi 15.000 meter mencapai Pulau Laut, sebuah pulau yang terletak 900 km jauhnya di sebelah tenggara Kalimantan. Abu menutupi 90 persen sisa pulau Una-una setebal 2-6 meter. Semua rumah, tanaman, hewan, ikan karang dan ikan-ikan dekat pantai musnah. Kecuali sepanjang jalur sempit di bagian timur pulau. Penduduk yang berjumlah 7.000 jiwa dapat diungsikan dari Pulau Una-una.

                Letusannya tak memakan korban jiwa berkat seorang Geologig bernama John Aria Katili, putra Gorontalo yang besar di Pulau Unauna. Ia melakukan pengamatan berhari-hari saat gempa sudah terjadi dan memastikan gunung ini akan meletus. Berdasarkan rekomendasinya, kemudian Presiden Soeharto dan Gubernur Sulteng Galib Lasahido memerintahkan badan terkait dari Pusat sampai Daerah melakukan evakuasi total. John Aria Katili sendiri terlibat dalam evakuasi itu.

                Demikian catatan jafarbuaisme.com terkait gunung berapi di Pulau Sulawesi. Semoga bermanfaat. Untuk diketahui, gunung berapi di Indonesia berjumlah 129 gunung berapi dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Tipe gunung berapi di Indonesia dibedakan menjadi tipe A, tipe B, dan tipe C. Pemantauan sebagian dari total gunung berapi di Indonesia diadakan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. ***