Hikmah Isra’ wal Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ
Isra’ wal Mi’raj diyakini sebagai malam di mana Nabi tercinta ﷺ memulai perjalanan malam dan kenaikan yang terkenal, juga dikenal sebagai Shab-e-Meraj.
Perjalanan malam dan kenaikan Nabi Muhammad ﷺ merupakan kejadian ajaib dimana beliau melakukan perjalanan dari Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebelum naik ke surga, semuanya dalam satu malam. Isra’ adalah perjalanan malam dari Makkah ke Masjid Al-Aqsa. Mi’raj adalah perjalanan dari Masjid Al-Aqsa menuju surga.
Saat itulah Nabi ﷺ pertama kali diberikan shalat lima waktu yang diwajibkan. Beliau juga memimpin para Nabi lainnya dalam shalat dan bertemu dengan beberapa di antara mereka. Banyak pemandangan luar biasa yang disaksikan Nabi ﷺ dalam perjalanan ini.
Itu juga merupakan ujian keimanan bagi mukmin saat itu dan kesempatan bagi mukmin sejati untuk bersinar.
Periode sejarah ketika perjalanan malam dan kenaikan terjadi, adalah periode di mana Nabi Muhammad ﷺ menghadapi kesulitan dan kesedihan yang mendalam setelah kematian berturut-turut beberapa anggota keluarga tercinta dan pendukungnya, sementara juga menghadapi penolakan yang kejam dari masyarakat. dari Thaif. Diperkirakan terjadi satu tahun sebelum Hijrah (migrasi) dari Makkah ke Madinah.
Allah SWT memberkati Nabi ﷺ dengan mukjizat yang secara signifikan berdampak pada kehidupan Nabi ﷺ dan Islam yang kita kenal.
Maha Suci Dia yang membawa Hamba-Nya (Nabi Muhammad ﷺ pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa, yang lingkungannya Kami berkahi, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat . (Al-Qur’an, 17:1)
Kapan Isra’ wal Mi’raj di 2024?
Malam Isra’ wal Mi’raj diperkirakan jatuh pada malam tanggal 7 Februari 2024. Tanggal Masehi yang bertepatan dengan tanggal 27 Rajab tahun ini adalah tanggal 8 Februari 2024.
Apa makna Isra’ wal Mi’raj?
Perjalanan malam (Isra’ wal Mi’raj) mempunyai banyak hikmah dan keutamaan yang bisa kita renungkan, khususnya menjelang bulan suci Ramadhan .
Konteks kejadiannya sangatlah penting, karena Nabi ﷺ sedang mengalami masa kesulitan dan penderitaan yang besar.
Istri tercinta ﷺ dan Muslim pertama, Khadijah RA, meninggal dunia.
Paman ﷺ Abu Thalib, yang merupakan salah satu pendukung terbesarnya melawan kaum Quraisy juga meninggal pada periode yang dikenal sebagai Tahun Kesedihan yaitu 10 tahun setelah Nabi ﷺ mulai menyampaikan pesannya. Dia juga ditolak dengan kejam oleh orang-orang Thaif pada saat itu, yang dia harapkan bisa menyebarkan dakwah Islam.
Setelah Nabi ﷺ secara ajaib dibawa pada malam hari ke masjid terjauh di Yerusalem, orang-orang mulai membicarakannya. Beberapa dari mereka meninggalkan iman dan kepercayaan mereka kepadanya. Mereka mencari Abu Bakar dan mereka berkata, “Pernahkah kamu mendengar bahwa temanmu membayangkan dia dibawa pada malam hari ke rumah suci?” Abu Bakar berkata, “Apakah dia mengatakan itu?” Mereka berkata, “Ya.” Abu Bakar berkata, “Jika dia mengatakannya, maka itu adalah kebenaran.” Mereka berkata, “Apakah kamu percaya dia pergi pada malam hari ke rumah suci dan kembali sebelum pagi?” Abu Bakar berkata, “Ya. Sesungguhnya aku meyakini sesuatu yang lebih menakjubkan dari itu. Saya percaya dia telah menerima wahyu dari surga atas segala sesuatu yang dia lakukan.” Oleh karena itu, Abu Bakar dinobatkan sebagai Yang Jujur, al-Siddiq.” (Hadits Riwayat Aisha RA – dari Dalā’il al-Nubuwwah dari Bayhaqī 2/361)
Memperingati Isra’ wal Mi’raj
Banyak umat Islam menandai Isra’ wal Mi’raj sebagai salah satu tanggal paling penting dalam Kalender Islam. Keluarga merayakan mukjizat naiknya Nabi SAW ke surga serta nikmat dan anugerah yang diberikan pada malam istimewa itu, termasuk salat lima waktu.
Beberapa negara Muslim mengadakan hari libur nasional untuk memperingati peristiwa yang diberkati tersebut. Keluarga merayakan Isra’ wal Mi’raj dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an dan Shalawat, mendekorasi rumah atau masjid setempat dengan lampu, dan berkumpul dalam kelompok untuk berbagi makanan dan mendengarkan cerita perjalanan malam.
Doa untuk dibaca pada Isra’ wal Mi’raj
Pada malam yang baik seperti ini, penting untuk memperbanyak doa kita kepada Allah, dan meminta kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita dan kebutuhan saudara-saudari Muslim kita di seluruh dunia.
Penting juga untuk mengirimkan salam (Salawat) kepada Nabi (SAW), dan memperbanyak bacaan suci Al-Qur’an.
Puasa Isra wal Miraj
Puasa pada bulan suci diberikan pahala yang lebih besar di sisi Allah SWT dibandingkan puasa pada sisa tahun tersebut. Dalam sebuah hadits di mana Ibnu `Umar ditanya apakah Nabi (SAW) biasa berpuasa di bulan Rajab. Dia berkata: “Ya, dan dia akan memuliakan bulan itu (bulan Rajab).”
Umat Muslim memilih berpuasa pada hari Isra dan Mi’raj sebagai cara memperingati hari yang diberkahi dan mendapatkan pahala tambahan.
Keutamaan malam Isra wal Mi’raj
Malam Isra wal Mi’raj mempunyai makna spiritual yang besar bagi umat Islam dan merupakan peristiwa yang sangat penting. Hal ini berdampak langsung pada kehidupan kita sehari-hari, karena pada malam tersebut Nabi SAW diperintahkan untuk mendirikan Sholat.
Mukjizat perjalanan malam Nabi ﷺ juga memperlihatkan kepada kita sekilas kemahakuasaan dan keagungan Allah SWT, apa yang tak kasat mata, dan betapa sayang Nabi SAW kepada Allah.
Di malam Isra wal Mi’raj, selain melaksanakan salat naffal, bersedekah dan memperbanyak ibadah lainnya, Penting untuk merenungkan Al Isra wal-Mi’raj dan mengambil hikmah dari peristiwa yang penuh berkah tersebut. mungkin sangat membantu kita.
Misalnya, perjalanan yang penuh berkah ini mengingatkan kita akan dunia rohani surgawi yang tidak dapat kita lihat, namun ada bagi orang-orang beriman yang saleh.
Bagi mereka yang mungkin sedang mengalami masa sulit dalam hidupnya, Al Isra’ wal Mi’raj adalah pengingat akan firman Allah dalam Al-Qur’an:
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Al-Quran [94:5-8] ***
Leave a Reply