Dalam sebuah kehidupan, setiap orang memiliki cerita masa lalu yang berbeda, tidak bisa disamakan dengan jalan hidup orang lain. Begitupun dengan prilaku manusia antar manusian pun berbeda tidak ada yang sama, berbicara mengenai prilaku seseorang ada kaitannya dengan inner child dalam dirinya. Inner child yang terluka bisa terbawa sampai usia dewasa dan akan menganggu perkembangan emosi individu yang mengalaminya.

Dilansir dari Psychology Today, inner child merupakan sebuah konsep psikologis yang menggambarkan bagian dalam diri kita yang mencerminkan masa kecil kita. Inner child sendiri dapat membawa kenangan atau perasaan masa lalu yang dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak saat ini. Apabila sewaktu masa kanak-kanak mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan mengalami perasaan terluka, takut, traumatis, atau tidak aman maka dapat membentuk kondisi inner child negatif.

Akhir-akhir ini dalam sebuah penelitian menjelaskan banyak sekali responden yang terdiri dari mahasiswa, pegawai, guru, pengusaha, IRT, pelajar dan lainnya dari berbagai kalangan dan berbagai wilayah memiliki pengalaman menyakitkan yang didapatkan seseorang semasa ia kecil, diantaranya seperti tindakan kekerasan, pelecehan seksual, pengabaian, selalu merasa dibanding-bandingkan dengan anak lain, minimnya kasih sayang dan perlindungan dari sosok orang sebagai penular inner child sekarang.

Sebagai contoh dalam kasus tersebut, seseorang memiliki keluarga broken home sering menyaksikan kedua orang tuanya berantem, seseorang yang lebih deket dengan salah satu orang tuanya semisal ayah atau ibunya, yang berdampak pada orientasi seksual apalagi di tambah dengan kasus pelecehan seksual dengan orang terdekat. Ataupun semisal seseorang yang merasa diabaikan kelebihannya merasa tidak di apresiasi atas pencapaian dan prestasinya. Setelah dewasa, sang anak tersebut cenderung akan mudah jatuh mentalnya serta tidak memiliki rasa percaya diri, selalu merasa sendiri, tidak butuh bantuan orang lain dan sulit percaya orang lain, terlebih akan muncul rasa takut menjalin hubungan dengan lawan jenisnya.

Lantas apakah itu semua termasuk luka dan membawa trauma yang berkepanjangan? Hal ini dikarenakan karena inner child yang sudah melekat pada si anak tersebut sedari kecil yang merasa terluka atas perlakuan orang terdekatnya, justru itu mengakibatkan trauma yang mendalam dan akan mempengaruhi kehidupan kelak saat usia sudah beranjak dewasa, dan tentunya tanpa kita sadari, kita pun tidak akan menyadari bahwa sebagian besar waktu kita serta seberapa besar pola dan keyakinan yang kita adopsi sebagai anak-anak dapat mempengaruhi dan membimbing hidup kita.

Oleh karena itu, ada beberapa ciri-ciri untuk kita bisa mengetahui apakah inner child diri kita terluka, diataranya memiliki rasa emosi yang tinggi dan berlebihan, contohnya saat kalian sedang jalan bersama teman kalian atau ngobrol, kalian akan merasakan emosi atau kesal dengan amarah yang tinggi saat teman kalian cuek, dan asik bermain telepon gengamnya saat kalian sedang bicara atau saat kalian udah janjian untuk pergi tapi teman kalian ingkar janji tanpa mengabari, kalian langsung marah dan emosi.

Tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, contohnya ketika kamu diminta dateline untuk mengerjakan sesuai brief oleh rekan kerja atau atasan kamu, tapi kamu tidak bertanggung jawab dan mengabaikan kerjaan tersebut dan kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi. Pada saat yang sama kamu lalai akan tanggung jawab dan dimarahi oleh rekan kerja atau atasan karena tidak dikerjakan sesuai dateline.

Adapun ciri inner child yang ada di diri kita adalah ketika kalian memiliki rasa takut akan ditinggalkan, Dilansir oleh Lonerwoolf.com, orang yang memiliki inner child yang terluka akan memiliki ketakutan mendalam untuk ditinggalkan. Entah itu dalam pertemanan, perkara hubungan romansa, atau keluarga. Hal tersebut akan membuat kalian menjadi orang yang tidak punya prinsp hidup, tidak bisa lepas dari orang kesayangan atau kepercayaan kalian, kamu menjadi orang yes person, kamu sulit untuk membuat batasan tentang hal apa yang baik atau buruk.

Secara karakteristik seseorang yang inner childnya terluka dan bikin trauma akan menunjukan masalah dengan rasa kepercayaan, keakraban, perilaku adiktif dan kompulsif, serta hubungan yang saling ketergantungan. Dan betapa pentingnya untuk mengenali, memahami, dan jika perlu mengenyahkan pola dan keyakinan ini jika merugikan kita dan menjadi penghalang. Karena hanya dengan berdamai dengan inner child, kita bisa dengan bebas menentukan hak kita ingin jadi seperti apa.

Referensi:

https://www.researchgate.net/publication/364078881_Inner_Child_Memahami_dan_Mengatasi_Luka_MasaKecil
https://madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/article/view/356
https://www.fimela.com/lifestyle/read/5352340/pahami-ciri-ciri-seseorang-dengan-inner-child-yang-terluka