Panglima TNI Laksamana Yudo Margono diserang hoax. Di salah satu akun YouTube, dia dinarasikan memimpin ribuan prajurit TNI mendeklarasikan diri mendukung bakal capres Anies Baswedan.

Atas penyebaran hoax itu, Mabes TNI langsung mengambil langkah tegas. TNI memberi ultimatum agar pelaku segera meminta maaf secara terbuka.

“TNI meminta kepada pihak MI (Menara Istana) selaku pemilik produk video, segera menjelaskan kepada publik dan menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan publik,” kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono kepada wartawan, Kamis (18/5/2023).

Selain itu, TNI juga mendesak video tersebut segera dihapus. Sebab, konten itu dipastikan bermuatan hoax.

“TNI juga meminta Menara Istana menghapus video tersebut,” tegas Julius sepert dilansir dari JawaPos.com.

Sebelumnya, beredar video berdurasi 8 menit dan 2 detik yang dinarasikan sebagai kegiatan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono bersama ribuan prajurit mendeklarasikan diri mendukung Anies Baswedan sebagai bacal calon presiden (bacapres).

Video ini diunggah oleh akun Youtube Menara Istana (MI) berjudul ‘dipimpin Langsung Panglima yudo margono !! ribuan TNI resmi deklarasi Anies presiden 2024’.

Dalam video itu terlihat banyak potongan video yang disusun sedemikian rupa. Potongan itu meliputi kegiatan Anies bersama satuan TNI, lalu ada potongan video Panglima TNI sedang memimpin apel ribuan TNI. Video-video ini dibubuhi narasi dari seorang anggota TNI yang memakai masker dan seolah-olah menyatakan dukungan kepada Anies bersama ribuan prajurit lainnya.

“TNI menyatakan dengan pasti bahwa video tersebut adalah tidak benar atau hoax,” tulis TNI melalui keterangan resminya, Kamis (18/5).

Peristiwa yang sesungguhnya terjadi adalah video itu menampilkan kegiatan olahraga Anies Baswedan di Markas Kopassus pada 9 November 2019. Ketika itu Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI.

“Jadi bukan Anies Baswedan dengan anggota Partai Nasdem di Jawa Barat seperti yang dinarasikan dalam video youtube itu,” ucap TNI.

Sementara, terkait narasi yang seakan-akan dibacakan oleh seorang prajurit TNI AD berpangkat Kolonel memakai masker sehingga tidak terlihat gerak mulutnya. Padahal prajurit tersebut tidak mengucapkan kalimat seperti dalam video yang beredar. ***