Oleh: Heri Kris (Perupa dan Kurator)

Enigma adalah tajuk pameran tunggal lukisan Nahum Suwarsita di G-Printmaking art studio. Nahum lahir di Yogyakarta Agustus 1965. Pendidikan seni rupa telah dia peroleh sejak tahun 1982 ketika belajar di SMSR Yogyakarta dan tahun 1986 melanjutkan di ISI Yogyakarta mengambil jurusan seni lukis. Karya Nahum lebih bergaya abstrak tanpa bentuk dan  bersifat impulsif. Ekspresinya spontan mengalir tanpa rencana sketsa maupun desain tema, minim brush stroke  dan lebih banyak menggunakan teknik cair ditumpahkan ke kanvas secara intuitif. Saat berkarya Nahum selalu berimaji tentang segala hal yang dirasakan saat itu. Cat yang digunakan adalah akrilik dengan medium air bersifat cepat kering  sehingga memudahkan Nahum dalam merangkai segala imaji yang dirasakan mengalir. Teknik improvisasi dengan  cara membuat  tumpang tindih warna menjadikan karyanya lebih berdimensi.

Lukisan Nahum Suwarsita  bersifat enigmatik mengandung unsur misteri sehingga tidak mudah ditebak makna apa yang ada didalam lukisannya. Ada teka teki didalam lukisannya karena semiotika yang ditampilkan samar dan àbstrak. Terkadang lukisan Nahum imajiner seperti dalam karyanya yang berjudul “Embrio” tahun 2023 dan “When I’m falling in love” tahun 2023 juga lukisan “Mistery of nature” tahun 2023. Ketiga lukisan tersebut menampakkan image yang samar dibanding dengan karya yang lain yang lebih abstrak tanpa image apapun. Secara epistemologi Nahum ingin memberikan keindahan multi interpretasi kepada apresian untuk mengajak masuk kedalam alam rasa yang telah dia ekspresikan.

Lukisan enigmatik tidak dinilai dari sejauh mana karya tersebut komunikatif atau tidak terhadap apresian, namun sejauh mana karya tersebut mengundang dialog imajiner dengan para apresian. Lukisan Nahum tidak pernah menggambarkan bentuk alam secara nyata sehingga bisa disebut non-representasional. Menurut Agnes Martin seni  abstrak adalah representasi konkret perasaan kita yang paling halus, seperti yang dilakukan Nahum Suwarsita dalam karyanya. ***