Bacaan Alkitab: Kejadian 3:1-7 | Tema: Dosa Kesombongan: Bersaing dengan Allah

Dosa manusia yang pertama adalah kesombongan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa bukan sekedar karena ingin makan buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Tetapi di balik itu, jika kita menyimak percakapan antara ular dengan Hawa, kita akan menemukan penyebab utama Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang tersebut adalah mereka merasa jikalau memakan buah itu, maka mereka akan menjadi sama seperti Allah. Jadi kejatuhan pertama manusia disebabkan oleh keinginan untuk menjadi sama dengan Allah.

Inilah yang menjadi sumber segala dosa, yaitu kesombongan. Manusia ingin bersaing dengan Allah, manusia tidak ingin hidupnya dikontrol atau diatur oleh Allah. Manusia ingin hidupnya mandiri dari Allah.

Realita ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak ingin Tuhan campur tangan dalam pekerjaan kita. Kita tidak ingin Tuhan terlibat dalam memilih pasangan hidup. Kalaupun kita berdoa minta Tuhan terlibat, seringkali hanya bersifat seremonial saja. Misalnya, waktu rapat kita selalu memulai dengan berdoa, namun waktu kita mengambil keputusan, kita memaksakan kehendak kita. Dan banyak lagi doa yang seringkali jatuh pada seremonial belaka, misalkan doa makan, doa mau berangkat kerja, doa mau studi, doa mau tidur. Semuanya memakai kata-kata yang itu-itu saja yang kita ucapkan dalam doa, tetapi banyak kali kita tidak melibatkan Tuhan dalam keputusan-keputusan hidup yang kita ambil. Mengapa ini terjadi? Karena kita merasa Tuhan itu pengganggu yang membuat hidup kita tidak nyaman dan tidak bebas. Celakanya ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam hidup kita, hidup kita berjalan tidak lebih baik, hidup kita malah menjadi kacau balau. Rindukan kita kembali bergantung pada-Nya?

Refleksi:

  1. Berdoalah kepada Tuhan mengakui dosa kita, yaitu dosa kesombongan. Mintalah kepada-Nya untuk melembutkan hati kita agar kita mempunyai kerendahan hati.
  2. Latihlah ucapan, pikiran dan sikap hidup kita untuk selalu memuji Tuhan dan lebih sering memuji kelebihan dan kebaikan orang lain. Tentu pujian yang kita sampaikan adalah setulus dan semurni mungkin.
  3. Ambillah kesempatan bisa berkumpul dengan keluarga Anda. Ceritakan masa lalu Anda, saat Anda masih tidak punya apa-apa dan perjuangan hidup Anda di masa yang lalu dalam kekurangan dan kesulitan hidup Anda (tujuan Anda bercerita bukan untuk menyombongkan kehebatan diri Anda, tetapi untuk mengingatkan dulu Anda bukan siapa-siapa). Solideo Gloria.

Solideo Gloria.

Referensi: GKY GLC